
Jakarta
— Pembangunan jalan Trans Papua terus dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan (PUPR) untuk meningkatkan konektivitas, membuka daerah terisolir
dan mengurangi tingkat kemahalan harga barang-barang terutama di wilayah
pegunungan.
Salah satu yang ditangani adalah ruas jalan Jayapura
- Wamena sepanjang 575 Km saat ini sudah tembus seluruhnya, dengan kondisi 345
Km berupa aspal dan 230 km masih berupa jalan tanah dan kerikil yang secara
bertahap akan ditingkatkan kualitasnya.
Menteri
PUPR Basuki Hadimuljono mengemukakan bahwa masyarakat sudah mulai merasakan
manfaat keberadaan Jalan Trans Papua dan Jalan Perbatasan Papua. "Pembangunan
Jalan Trans Papua terus dilanjutkan dan ditargetkan tahun 2019 bisa tersambung
seluruhnya.
Pembangunan jalan tersebut tidak semata
menghubungkan Provinsi Papua dengan Papua Barat melainkan membuka
daerah/wilayah yang terisolasi dan dengan demikian bisa menurunkan angka
kemahalan," kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Kepala
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XVIII, Ditjen Bina Marga
Kementerian PUPR Osman Harianto Marbun mengatakan terbukanya jalan Trans Papua
ruas Jayapura-Wamena, meningkatkan konektivitas menuju delapan kabupaten di
wilayah Pengunungan Papua yakni Yalimo, Jayawijaya, Tolikara, Puncak Jaya,
Puncak (Sinak-Ilaga), Lanny Jaya, Memberamo Tengah dan Nduga.
Menurut Osman, kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap akses jalan darat untuk mengirim logistik ke Kabupaten di Pegunungan Tengah disebabkan akan memangkas ongkos kirim yang mereka keluarkan.
Selama ini biaya pengiriman dari Jayapura-
Wamena rata-rata sebesar Rp 13.000/kg dengan menggunakan pesawat, sementara
biaya angkut lewat jalur darat berkisar Rp 7.000/kg.
Kondisi jalan tanah dan kerikil mudah rusak saat
dilewati kendaraan dengan beban berlebih yang mengangkut barang-barang
kebutuhan pokok, terlebih pada musim hujan.
“Perbaikan sudah kami lakukan sejak tanggal awal
Januari 2019 yang lalu,terutama di beberapa lokasi yakni pada KM 276, KM 306,
KM 310,dan KM 386. Untuk mempercepat pekerjaan, kami akan menambah peralatan,�
ujar Osman.
Untuk
menjaga kesinambungan antara proses pembangunan dan pemenuhan kebutuhan
masyarakat yang ingin melewati ruas jalan tersebut, Kementerian PUPR sebelumnya
telah berkoordinasi kepada Pemerintah Daerah melalui Pemda Kabupaten Yalimo dan
Kepolisian setempat untuk menutup ruas jalan tersebut.
Namun, karena antusiasme warga untuk melintasi
jalan, Osman mengatakan hanya diberlakukan pembatasan ijin melintasi ruas jalan
yang dibuka seminggu sekali, yakni pada hari Minggu.
Pembangunan Jalan Trans Papua bekerjasama dengan Zeni TNI Angkatan Darat pada saat pembukaan hutan dan pembentukan badan jalan. Selanjutnya pada saat konstruksi, akan dilanjutkan oleh Kementerian PUPR.
Pembangunannya cukup menantang dengan kondisi cuaca dan medan berat sehingga menjadi kendala dalam membawa material dan alat berat ke lokasi.(*)